This Blog

Blog ini berisi artikel-artikel yang menurut saya menarik untuk diketahui oleh pembaca. Artikel dalam blog ini berasal dari berbagai sumber di internet.

2/08/2011

Fobia Sosial, Disadari tapi Tak Dapat Diatasi


Fobia sosial, ketakutan atau kecemasan irasional atas lingkungan sekitar bisa timbul sejak masa kecil atau faktor genetik.

Rabu, 24/2/2010 | 16:45 WIB
KOMPAS.com - Gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial masuk dalam urutan ketiga problem kesehatan mental terbesar di dunia. Bahkan di Amerika, fobia sosial terjadi pada lebih dari 7 persen total populasi di sana, baik lelaki maupun perempuan.

Kecemasan sosial diartikan sebagai rasa takut akan situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Sebenarnya, rasa cemas adalah normal sebagai reaksi atas stres. Rasa cemas bahkan membantu mengatasi situasi. Misalkan, dengan rasa cemas, pekerjaan Anda bisa terselesaikan  karena khawatir atasan Anda menegur, atau khawatir pekerjaan akan menumpuk.

Menjadi tidak normal ketika kecemasan ini menjadi irasional. Anda menjadi tidak bisa menguasai keadaan dengan rasa cemas di segala situasi, termasuk dalam pergaulan sosial.

Kecemasan sosial biasanya ditandai juga dengan  rasa panik, terus-menerus merasa diawasi, dinilai, atau dipermalukan lantaran sikapnya sendiri. Mereka takut menghadapi kritik, atau bahkan sekadar menerima komentar dari orang lain. Mereka juga merasa tidak mampu berbicara di depan umum, baik dalam situasi formal atau informal, takut makan, minum, atau menulis di depan orang lain. Karena itu umumnya penderita fobia sosial sulit bergaul dan tidak mampu berbaur dalam lingkungan pertemanan.

Fobia sosial sangat mungkin mengganggu kehidupan normal, termasuk dalam pekerjaan dan relasi sosial. Penderita menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan, namun tak bisa mengatasinya. Bahkan mereka cenderung khawatir selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu mengalami situasi yang ketakutan.

Mengenali gejala fobia sosial bisa juga dengan melihat tanda fisik seperti gugup, malu, berkeringat, gemetar, deg-degan, mabuk, mulut dan tenggorokan kering, dan kesulitan bicara.

Pengidap fobia sosial selalu merasa khawatir tentang bagaimana orang lain memandang dirinya. Terutama apabila tanda fisik ini dikenali orang di sekitarnya. Penderitanya akan merasa semua mata tertuju kepadanya. Kelainan ini sebenarnya tak muncul begitu saja saat dewasa. Tandanya
bisa dikenali sejak dini, masa kanak-kanak. Faktor genetik bisa menjadi penyebab lainnya.

National Institute of Mental Health di Amerika membuktikan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, caranya:
1. Terapi
Terapi perilaku kognitif untuk penderita kecemasan sosial terbukti berhasil mengatasi masalah ini. Hasil penelitian menyebutkan, penderita fobia sosial tak lagi dikontrol oleh ketakutan dan kecemasan setelah menjalani terapi ini. Lebih maksimal lagi jika terapi dilakukan dalam grup.

2. Obat-obatan
Obat tertentu seperti antidepresan juga menolong penderita fobia sosial. Tentu saja pengawasan psikolog dan psikiater tetap diperlukan. Obat yang dikombinasikan dengan terapi akan lebih maksimal dalam menyembuhkan fobia sosial. Jika hanya bergantung pada obat, kecenderungan penanganannya bersifat sementara.

3. Perawatan intensif
Penyakit ini sangat bisa disembuhkan. Perawatan yang intensif, paduan dari obat dan terapi dengan pengawasan dari spesialis akan memberikan hasil optimal. Cari spesialis yang mengerti betul gejala dan penyakit ini, berikut perawatan hingga pemulihannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Rank